Setelah lebih dari 3 bulan berdiam diri di Jakarta menuruti instruksi pemerintah untuk tidak bepergian serta di lebaran Idul Fitri kemarin tidak melakukan mudik, ternyata saya bukan orang yang mampu untuk tidak bersilaturahmi terutama dengan orang tua dalam waktu lama. Ketika ada kesempatan untuk melakukan perjalanan (izin keluar masuk Jakarta sudah dibuka) saya pun langsung mengambil kesempatan itu untuk pulang ke Bandung dan Ciamis, karena saya fikir saat di Jakarta saya hampir tidak melakukan kegiatan diluar rumah, adapun jika saya harus keluar rumah misalnya untuk membeli bahan makanan (fyi: saya membeli bahan makanan untuk jangka waktu 1 minggu, jadi dalam sebulan keluar untuk membeli bahan makanan hanya 4 kali saja), protokol untuk melakukan PSBB saya ikuti dengan sangat serius, terlebih saya melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, jadi setidaknya setelah tidak keluar rumah untuk hal yang tidak penting, saat pulang juga kontak dengan orang asing sangat minim, selain itu memakai masker, selalu menggunakan hand sanitaizer, tidak memegang wajah saat diluar rumah, serta langsung mandi dan mengganti pakaian saat sudah tiba di rumah merupakan rutinitas dari keseharian saya dibeberapa bulan ke belakang. Dari beberapa hal tersebut saya lebih pe-de untuk melakukan perjalanan “mudik” terlebih istri saya sudah melakukan tes dan hasilnya negatif, mengingat penularannya yang sangat gampang, saya fikir jika istri saya negatif, masa iya saya yang serumah positif sendiri. Hehe.

Berangkatlah saya untuk perdana ke luar Jakarta setelah sekian lama berdiam, walau tadinya sudah pe-de namun rasa khawatir masih menyelimuti. Bismillah, berangkat!

Di hari-hari awal saya di Bandung, sama dengan yang saya lakukan di Jakarta, hanya berdiam dengan selalu menggunakan masker saat keluar rumah. Setelah satu minggu lebih di Bandung, saya melanjutkan perjalanan dalam rangka silaturahmi ke Ciamis. Begitupun saat di Ciamis, hanya dihabisakan dengan berdiam di rumah.

Datanglah hari yang ditunggu, hari besar Idul Adha. Pagi-pagi saya sudah bersiap untuk shalat ied, setelah dicari tahu, ternyata di mesjid dekat rumah itu pelaksanaannya tidak di lapangan, melainkan tetap di dalam mesjid. Kembali datang perasaan waswas, bagaimana jika ada orang Jakarta juga mudik ke Ciamis, namun dia tidak mengindahkan protokol kesehatan ini? Saya yang sudah berhati-hati sejak awal mungkin bisa saja kecolongan, kan ngeri juga yaa.

Namun setelah melihat semangat Mamah untuk melaksanakan shalat ied, yasudahlah, bismillah lagi saja. Ihtiar saya datang ke mesjid dengan masker, bawa sarung, bawa sajadah dan yang pentingnya lagi, seperti ilustrasi dibawah ini, jaga jarak.

jaga jarak

fig: jaga jarak

Lebaran sekarang memang sedikit berbeda dari lebaran-lebaran yang sebelumnya. Tetap semangat! Semoga pandemi ini segera usai.